18 Dec 2015 · ADMIN
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, ada beberapa metode untuk pembelajaran di luar sekolah formal. Pada kasus-kasus tertentu metode pembelajaran bisa juga dilakukan di luar sekolah baik itu dalam bentuk parenting, homeschooling maupun metode pembelajaran lainnya.
Menurut Nuh, homeschooling adalah sebuah metode pembelajaran yang legal. Selain itu, ia menilai, homeschooling diterapkan ketika anak-anak memerlukan perhatian khusus. Misalnya, karena menderita sakit dan harus dirawat ataupun ada masalah-masalah tertentu yang membuat anak-anak memang harus menjalani pendidikan secara homeschooling. Hal-hal khusus itulah yang kemudian dianggapnya sebagai indiktor yang wajar terkait mahalnya biaya homeschooling. “Beberapa metode pembelajaran bisa dilakukan di luar sekolah. Misalnya, karena memang si anak memerlukan perhatian yang agak khusus. Oleh karena itu, homeschooling semakin dikenal dan itu boleh. Wajar jika kemudian menjadi mahal, karena homeschooling sangat privat. Ibarat pakaian, ada yang di butik dan ada juga yang di pasar,” kata Nuh, saat ditemui Kompas.com, akhir pekan lalu di Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.
Nuh mengungkapkan, agar homeschooling tidak kehilangan esensinya sebagai pendidikan alternatif, maka masyarakat dapat memilih cara lain, seperti memilih homeschooling dengan biaya yang masih dapat dijangkau. Ia menjelaskan, para orangtua yang menerapkan homeschooling kepada anak-anaknya tidak perlu khawatir. Anak-anak homeschooling dapat menggunakan jalur ujian Paket A, B dan Paket C untuk memeroleh ijazah guna melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, dimungkinkan juga di suatu saat anak-anak homeschooling dapat ikut ujian bergabung bersama dengan pendidikan formal. “Homeschooling bisa menggunakan ujian tersebut untuk ujian kelulusannya. Bisa juga ikut ujian bergabung dengan pendidikan formal. Itu boleh, yang tidak boleh itu jika anak-anak tidak sekolah dan tidak belajar,” ujarnya. Mengenai standar kurikulum dalam homeschooling, Nuh menegaskan, homeschooling tetap harus memiliki kurikulum dasar. Tetapi, pengembangan dan pendekatannya diserahkan secara penuh kepada sang pendamping atau sang pembimbing homeschooling. “Kurikulum dasar harus ada aturannya, tetapi kan bisa disesuaikan. Yang penting materinya harus ada, kalau enggak ada patokannya maka akan sulit saat mereka ujian nanti. Intinya, homeschooling itu boleh dan lebih baik daripada si anak tidak bersekolah,” kata Nuh.
Sumber: Kompas.com (2013)
Homeschooling Primagama Semarang mengadakan Try Out bagi siswa kelas 6, 9, dan 12. Try Out kali ini HSPG menggunakan program aplikasi Edmodo
Untuk menyambut semester genap, Homeschooling Primagama Semarang mengadakan kegiatan Training Motivation. Kegiatan yang bertema "Tahun Baru,
Mulai Tahun ajaran 2016/2017 Homeschooling Primagama Semarang membuka pendaftaran siswa baru tingkat SD, SMP, SMA. Pendaftaran dapat dilakukan
Anggo Marantika, S.Si (Manajer Akademik Homeschooling Primagama) mendapat penghargaan dari Jinhua University, Bangkok,
Siswa-siswi Hoeschooling Primagama mendapatkan penghargaan dari kejuaraan lomba Cerdas Cermat setara SD dan SMA, dan HSPG berhasil mendapatkan
Try Out persiapan Ujian Nasional Paket Kesetaraan akan dilaksanakan 3 kali, yaitu bulan januari, februari dan maret 2017. try out ini dikhususkan
Welcoming program periode ini bertepatan dengan Halal bihahal bagi siswa dan guru Homeschooling Primagama Semarang. Tujuan acara ini adalah
Homeschooling Primagama Semarang menerima pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran
Homeschooling Primagama Semaarang akan mengadakan acara Wisuda siswa kelas 12 dan kelas 9 yang akan dilaksanakan di Kantor Homeschooling Primagama